0811-3373-119
dinkes@probolinggokab.go.id

Varian Baru Hasil Mutasi Virus Covid-19 Sangat Cepat Menular

$halaman->judul

Reporter : Syamsul Akbar
KRAKSAAN - Untuk mengetahui informasi mengenai mutasi virus Covid-19, maka harus bicara berdasarkan Sains. Mengutip apa yang dikatakan oleh Prof. Riza Putranto, seorang ahli genom, virologi, imunologi, PHD menyampaikan bahwa Virus Sars Cov 2 yang ada sekarang memiliki genom B614.

Juru Bicara Ketua Pelaksana Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Probolinggo dr. Dewi Vironica mengatakan awal pemberitaan ditemukannya mutasi virus Covid-19 di Inggris yang disebut dengan VUI (Varian Under Investigation) 20201201 (tahun 2020, bulan Desember, varian pertama) atau oleh professor-profesor di Inggris disebut liniage B117 dengan 23 mutasi (17 yang fungsional).

“Sebenarnya mutasi virus adalah hal yang expected, karena sejatinya virus untuk bertahan hidup harus dengan bermutasi. Normalnya virus bermutasi sekitar 2-3 mutasi per bulan, tapi yang terjadi di Inggris, virus tersebut bermutasi sebanyak 23 mutasi dalam 3 bulan,” katanya.

Menurut Dewi, di Inggris surveilans genom sudah baik sehingga saat dipantau ternyata jumlah virus yang mutasi tersebut sejak September-Desember semakin banyak. Di Afrika selatan ditemukan 8 mutasi yang menyebabkan peningkatan kasus dan peningkatan kematian.

“Beberapa hal mengenai varian baru virus tersebut antara lain varian baru ini sangat cepat menular dan berpotensi tidak dikenali oleh antibodi, lebih banyak menyerang usia dewasa muda, second wave pandemi lebih banyak yang terinfeksi, penambahan tingkat keganasan masih dalam penelitian (belum diketahui),” jelasnya.

Lebih lanjut Dewi menerangkan ada hal-hal yang bisa diambil pelajaran dari kasus di UK maupun di Afrika Selatan tersebut. Mungkin benar virus barunya tidak ganas, tetapi karena virus tersebut lebih cepat menularkan, jumlah pasien akan semakin banyak, menyebabkan spike lonjakan kasus tinggi dan akan menyebabkan sistem kesehatan kita menjadi tidak balance, sehingga banyak yang kurang tertangani sehingga kematian karena Covid-19 akan meningkat.

“Hal ini yang perlu kita kaji, bukan untuk menakut-nakuti tapi justru kita harus prepare dengan kemungkinan hal tersebut,” terangnya.

Dewi menambahkan mungkin penyebaran virus baru ini akan sulit terbendung, namun kita tidak perlu memikirkan bahwa ini virusnya mutasi atau tidak, tapi yang wajib kita antisipasi adalah bagaimana sistem kita bisa terbentuk agar jumlah kasus tidak semakin banyak dan tidak ada cara yang paling efektif untuk membendung mutasi virus ini selain dengan Protokol Kesehatan.

“Trend saat ini layanan kesehatan semakin banyak yang penuh, itu tandanya orang yang datang ke layanan kesehatan adalah orang-orang yang bergejala sedang-berat, berarti Covid-19 ini sekarang lebih banyak menimbulkan gejala bila dibandingkan dengan awal mula adanya Covid-19,” pungkasnya. (wan)