0811-3373-119
dinkes@probolinggokab.go.id

Vaksinasi Lansia Dosis 2 Capai 43,55 Persen

$halaman->judul

KRAKSAAN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) merilis capaian vaksinasi lansia dosis 1 hingga 12 Pebruari 2022 berdasarkan data darboard KPC-PEN mencapai 80.474 orang atau 71,46 dari total sasaran lansia sebanyak 112.618 orang. Sementara untuk dosis 2 mencapai 49.043 orang atau 43,55 persen.

“Terkait lansia usia 60 tahun ke atas, capaian vaksinasinya sudah cukup bagus. Secara umum sudah di atas 70 persen untuk dosis 1 dan dosis 2 itu kemarin masih 35 persen. Tetapi kemudian kita mengejar dan sudah bisa tembus 43 persen,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo Mujoko.

Menurut Mujoko, pihaknya terus berupaya meningkatkan cakupan vaksinasi bagi kelompok lansia di Kabupaten Probolinggo. Capaian vaksinasi ini akan terus bertambah seiring adanya upaya percepatan vaksinasi yang dilakukan Pemkab Probolinggo.

“Kita akan terus memperkuat sinergi dan kolaborasi dengan seluruh instansi terkait guna mempercepat program vaksinasi di Kabupaten Probolinggo. Oleh karena itu, lansia yang belum divaksin agar segera divaksin agar memiliki kekebalan tubuh,” jelasnya.

Mujoko menerangkan, kendala yang sering dihadapi ketika pelaksanaan vaksinasi lansia di lapangan adalah lansia seringkali disembunyikan oleh keluarga. Padahal kalau lansianya sendiri tidak ribet, orangnya jelas dan tidak terlalu mobilitas.

“Tetapi keluarga seringkali menyembunyikan lansia dengan berbagai macam alasan mulai dari sakit dan sebagainya. Intinya lansia ini selalu disembunyikan oleh keluarganya. Kalau lansia sendiri tidak ada masalah,” terangnya.

Lebih lanjut Mujoko menegaskan apabila lansia paham justru akan mengejar ingin mendapatkan vaksin. Tetapi kalau yang tidak paham dan keluarganya banyak termakan hoax, rata-rata akan menyembunyikan lansianya. “Walaupun kita sudah door to door tetap tidak akan dikeluarkan,” ujarnya.

Terkait dengan vaksinasi lansia ini tegas Mujoko, jika lansia pada dosis 1 dan 2 memakai Sinovac, maka harapannya untuk booster atau vaksin tiga bisa memakai vaksin Pfizer atau AstraZeneca. Jika dosis 1 dan 2 memakai AstraZeneca, maka booster memakai Moderna.

“Itu rekomendasi yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI. Namun apabila itu tidak ada yang bisa diboosterkan maka bisa menggunakan vaksin yang ada. Misalnya mereka khawatir dan ketakukan menggunakan vaksin lain dan minta dosis 3 linier, maka juga tidak ada masalah. Misalnya Sinovac semua dan lain sebagainya,” tuturnya.

Untuk meyakinkan lansia agar mau divaksin tegas Mujoko, maka pihaknya harus sabar dengan memberikan penyuluhan berupa pemahaman mengenai pentingnya vaksinasi Covid-19 bagi lansia.

“Harapan kita gerakannya seperti awal dulu, semua lintas sektor bergerak untuk memberikan penyuluhan dan pemahaman bersama-sama. Namun karena berbenturan dengan agenda Pilkades dan kasusnya mulai menurun dianggap sudah menurun, maka masyarakat sudah mulai kendor lagi dalam hal protokol kesehatan,” tegasnya.

Mujoko mengharapkan agar upaya preventif dan promotif gerakan penyuluhan dari tingkat RT/RW dan desa yang luar biasa bisa dilakukan kembali bekerja sama dengan semua instansi terkait.
.
“Karena kasus sempat menurun, maka masyarakat menganggapnya sudah selesai. Padahal kasusnya mulai merangkak naik. Kita meminta kepada masyarakat untuk menggenjarkan kembali disiplin menerapkan protokol kesehatan dan vaksinasi,” pungkasnya. (wan)