0811-3373-119
dinkes@probolinggokab.go.id

Hasil Pemeriksaan Reagen Khusus, Tidak Ditemukan Virus Varian Baru Covid-19

$halaman->judul

Reporter : Syamsul Akbar
KRAKSAAN - Virus varian baru Covid-19 sudah masuk di wilayah Provinsi Jawa Timur. Tetapi di Kabupaten Probolinggo berdasarkan hasil pemeriksaan yang sudah dilakukan masih belum ditemukan kasus varian baru tersebut.

Hal tersebut ditegaskan oleh Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo dr. Dyah Kuncarawati. Pihaknya bersyukur karena virus varian baru Covid-19 ini tidak ada di Kabupaten Probolinggo.

“Kemarin kita melakukan pemeriksaan itu hanya kontak eratnya dari Desa Wangkal Kecamatan Gading. Tetapi kemudian setelah di tes dengan reagen khusus varian baru, ternyata hasilnya negatif. Demikian pula kontak eratnya, istrinya kita tes dengan reagen varian baru ternyata hasilnya juga negatif,” katanya.

Menurut Dyah, virus varian baru Covid-19 itu memperbanyak diri supaya eksis. Untuk menjadi varian baru itu, virus ini harus memperbanyak diri dulu di dalam badan manusia, memperbanyak dan infeksinya tinggi, maka akan membentuk varian-varian baru. Supaya hal itu tidak terjadi, maka jangan membiarkan virus itu masuk. Tidak memberikan kesempatan virus itu masuk ke dalam tubuh manusia.

“Untuk mewujudkan hal tersebut yang harus dilakukan oleh masyarakat di Kabupaten Probolinggo kembali kepada 5M. Mulai dari memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menghindari kerumunan, membatasi mobilitas dan interaksi. Serta terakhir adalah dengan vaksinasi,” jelasnya.

Dyah menerangkan bahwa vaksinasi sangat efektif. Sebab dengan vaksinasi, antibody dan imunitas tubuh akan dipacu untuk naik. Dengan demikian, tatkala virus itu masuk tidak menjadi gejala. Kalau daya tahan tubuhnya semakin naik lagi, virus juga tidak bisa masuk. Teknis penanganan virus varian baru Covid-19 ini sama dengan varian-varian sebelumnya.

“Dengan virus varian baru Covid-19 itu, tetap kita karantina selama 14 hari. Gejalanya lebih ke arah batuk dan sakit tenggorokan, anosmia, demam dan lelah. Jika bergejala, harus segera dirujuk ke rumah sakit, supaya tidak menularkan kepada yang lain. Tentu saja juga 3T (Tracing, Testing dan Treatment) untuk kontak eratnya disitu,” tegasnya.

Lebih lanjut Dyah menjelaskan gejala virus varian baru Covid-19 ini sama dengan sebelumnya. Hanya saja penyebarannya lebih cepat dari pada covid-19 sebelumnya. Untuk penanganan pemeriksaannya sama, cuma kalau di laboratorium rumah sakit reagennya untuk memeriksa virus varian baru Covid-19 itu tidak sama dengan covid-19 biasa.

“Tapi kita sudah punya reagen khusus virus varian baru Covid-19 tersebut di RSUD Waluyo Jati Kraksaan. Kita sudah punya dan yang kemarin sudah kita terapkan kepada kontak erat varian baru tersebut ternyata juga hasilnya negatif. Hanya saja untuk pemeriksaan virus varian baru Covid-19 ini masih terbatas kepada PMI (Pekerja Migran Indonesia) saja. Karena dia penularannya dari kontak erat di tempat-tempat lain,” terangnya.

Sampai saat ini jelas Dyah, jumlah PMI yang dijemput dari Asrama Haji Surabaya sebanyak 148 orang. Tetapi jika sebelumnya sudah banyak sekali. Namun posisinya sudah pulang dari tempat isolasi dan tinggal 1 orang yang dikarantina di Puskesmas Maron karena hasil laboratoriumnya belum turun.

“Kemudian ada 4 orang PMI yang positif kita isolasi di Rumah Isolasi SI (Sari Indah) Gending. Memang SI ini digunakan lagi khusus untuk yang merah. Kemudian yang karantina itu di Puskesmas Maron dan Puskesmas Paiton,” ujarnya.

Dyah menegaskan bahwa selama ini Pemerintah Daerah sudah sangat bagus sekali memfasilitasi penanganan Covid-19. Artinya, tatkala ada varian baru tetap sangat rigid sekali masalah protokol kesehatannya. Kontak erat varian baru saja ditangani secara cepat dengan pemeriksaan secara cepat. Selain itu, karantina cukup tempatnya, protokol kesehatan didengungkan tidak henti-hentinya. Serta, vaksinasi terus menerus dan jumlahnya banyak secara luas.

“Selanjutnya operasi yustisi juga masih sering dilakukan. Apalagi sekarang ditambah dengan penyekatan-penyekatan. Artinya supaya mobilitas masyarakat tidak dilakukan besar-besaran yang membahayakan dan akan menambah jumlah virus yang ada serta akan menambah jumlah positif yang banyak. Seperti kasus-kasus di luar negeri. Saya rasa sudah cukup bagus sekali penanganan yang dilakukan di Kabupten Probolinggo,” ungkapnya.

Tidak hanya itu tambah Dyah, edukasi ke masyarakat tetap dilakukan dengan penerapan 5M. Bahkan dalam operai yustisi juga didengung-dengungkan masalah 5M kepada semua masyarakat.

“Harapan kami dari PIC Karantina bahwasanya kasus Covid-19 di Kabupaten Probolinggo semakin menurun dan habis karena ini sangat sedikit sekali. Untuk PMI memang kami perlakukan secara khusus sehingga tidak sembarangan virus itu masuk di Kabupaten Probolinggo. Harapan kami dengan demikian, masyarakat akan tetap sehat, bisa bekerja dengan baik, pariwisata kembali bagus serta kehidupan kembali normal lagi seperti dulu kala,” pungkasnya. (wan)